Selasa, 31 Desember 2013

Terompet kenangan

Domi diam ketika melihat Dinda menangis meraung-raung di saat meriahnya tahun baru. Suara letusan kembang api sambung-menyambung di udara. Dari kejauhan terdengar suara terompet bersahut-sahutan.

"Nda gak mau masuk, ma. Nda mau terompet!!” jerit Dinda sambil menarik baju ibunya yang akan membawa ia masuk ke dalam rumah. Ingin rasanya Domi memberikan terompet yang ia punya namun yang dilakukannya hanya diam sampai Dinda masuk ke dalam rumah. 

Saat Domi akan masuk ke dalam rumah, tiba-tiba mama Dinda memanggilnya. 

"Domi, sini nak. " Domi menghampiri seorang ibu yang wajahnya terlihat penuh kasih sayang. Dinda mengintip sambil menangis dari balik badan ibunya.  

"Tolong temani Dinda beli terompet ya. Ibu sibuk mengurus adiknya. Ini uangnya." Mama Dinda pun memberikan selembar uang. Domi mengangguk antusias. Wajahnya tersenyum penuh suka-cita. Lelaki kecil berusia enam tahun itu mulai menggandeng tangan Dinda yang masih terus saja menangis tanpa berhenti.

Sesampainya di tempat jualan terompet, Domi pun membeli sebuah terompet berwarna merah lalu menyerahkannya kepada Dinda yang masih terus menangis.

"Dinda diam yah. Ini koko punya sebuah terompet untuk Dinda." Dinda masih tetap menangis.
“ Dinda mau dibelikan es krim?" Dinda masih menggeleng.  

Domi pun berusaha buat membujuk Dinda. Saat melihat ke atas, ia melihat kembang api. Domi mempunyai ide agar Dinda bisa tersenyum bahagia.

"Dinda lihat ke atas. Kembang apinya bagus! “ Domi menunjuk ke arah langit. Dinda mengikuti telunjuk Domi. Dinda hanya memandang tak berkedip. Ajaib! Ia berhenti menangis. Dinda tersenyum melihat kembang api di langit. Domi bahagia melihat senyum Dinda. Saat itu juga ia berjanji akan selalu melindungi Dinda. 

“Ayo Dinda kita tiup terompet ini! “ Mereka pun meniup terompet secara bersamaan.

Selasa, 17 Desember 2013

hiks:')

                Kecewa banget sama rapor kali ini. Orangtua marah marah. Kalian gamikir susahnya berada di area ‘jenius’ . Susahnya bersaing secara ‘sehat’ di kelas unggul. Kalian malah mengandalkan Nda. Nda tau nda cuma bisa buat kalian kecewa. Nda bersikap apatis kaya gitu biar kalian sedikit meluangkan waktu buat Nda. Nda sering cari perhatian dengan mengikuti lomba tapi kalian malah ga bangga dengan semua usaha Nda itu. Nda capek ma, pa. Nda pengen kaya temen temen Nda yang lain. Yang orangtuanya selalu support anaknya disaat dapat nilai jelek, yang selalu meluangkan waktunya buat ngasih perhatian lebih, yang selalu ngerti apa keinginan anaknya. Nda bosan di marah marahi terus. Nda capek disuruh ini itu. Boro boro mau meluangkan waktu buat  Nda, punya waktu senggang sedikit di pake buat ngurus adek. Nda tau nda udah besar ma. Tapi, bukan berarti nda ‘tua sebelum umur’. Mama mau pukul nda pun nda rela. Karena Nda tau nda sering lalai, sering nakal, ngelawan. Nda  tau maksud mama baik supaya Nda mandiri. Tapi seenggaknya mama ngerti keinginan Nda apa. Nda sering minta sesuatu sama kalian tapi jarang banget dikabulkan.
                Di saat liburan gini, nda ditanyai terus liburan mau kemana. Nda capek tiap tahun jawabannya di rumah. Kita gapernah liburan ke luar. Paling jauh ke Linggau itu pun bukan dalam rangka liburan. Di tambah kondisi keuangan yang gamemungkinkan untuk liburan. Nda pengen kaya temen temen Nda yang liburan bareng keluarganya. Habis liburan mereka selalu pamer foto mereka ma. Nda pengen:’)
                Di saat Nda sakit pun kalian gaada pedulinya. Nda demam hampir 40C pun gaada kalian tanggepi. Malah yang kalian lebih perhatikan si Rara. Nda sendirian di rumah saat kalian jaga Rara di rumah sakit. Nahan lapar karena yang ada cuma kacang sambal gosong. Nda pikir mungkin tinggal sendiri lebih baik. Toh walaupun kita tinggal bersama orangtua tapi kita dianggap gaada kan sama saja.
                Nda lagi cari info lomba ma biar nda bisa nabung. Biar nda bisa hidup sendiri. Biar nda ga bergantung sama kalian. Nda udah capek ma. Bener bener capek.

Kamis, 05 Desember 2013

anak BODOH yang tidak pantas untuk berada di lingkungan orang PINTAR

Salahkah jika saya menyukai idola saya sendiri?
Salahkah jika saya menulis kata kata yang diucapkan oleh idola saya sendiri?
SALAHKAH JIKA SAYA MENCOBA MEMOTIVASI ORANG LAIN DENGAN KICAUAN SAYA?!

Aku sedang menyukai Dominic Brian, idolaku. Di suatu video, ia pernah berkata bahwa jika kita ingin mencapai suatu prestasi, kita tidak boleh mudah putus asa. Kita harus semangat. Agar mimpi dan cita-cita kita dapat terwujud. Lalu aku menuliskannya di akun sosial media yaitu Twitter. Setelah aku menulis tweet itu, tiba tiba seorang temanku berkata bahwa kalau buat tweet tentang prestasi gini bisa, tapi ngebuktiinnya mana? Aku merasa tersindir saat membaca tweet itu. Aku tau maksud ia ingin memotivasiku. Namun cara penyampaiannya salah!

Saat itu aku merasa tidak pantas untuk berada di kelas unggul.  Aku bodoh. ya aku tahu. Mungkin di mata mereka aku hanyalah sampah yang tidak pantas berada diantara mereka. Aku tau itu, Aku hanyalah seorang anak yang beruntung bisa duduk di kelas terhormat itu. Aku bukan anak yang pintar seperti Jihan Putri Sari. Aku bukanlah anak yang cantik seperti Ida. Aku bukan sosok yang keibuan seperti Imel. Aku tidak bisa sebijaksana umi. Aku adalah AKU.Aku memang tidak pintar. Aku memang BUKAN anak yang BERPRESTASI. Aku juga BUKAN anak yang bisa membawa nama baik sekolah. Aku adalah AKU Seorang remaja yang menyukai idolanya sendiri. Seorang remaja yang alay, idiot, gila, BODOH, dan aku TIDAK PANTAS berada di kelas SEMBILAN A!